PERADABAN
ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH
Makalah
Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
SEJARAH
PERADABAN ISLAM
Disusun
Oleh :
Marwis
M.
Zidnal
FAKULTAS
SYARIAH
EKONOMI
SYARIAH
INSTITUT
PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN(PTIQ)
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Bani
Umayah berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu
pemimpin dari kabilah Quraisy. Yang memiliki cukup unsur untuk berkuasa di
zaman Jahiliyah yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh
orang putra. Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah
berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan.
Umayah senantiasa bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf. Sesudah
datang agama Islam persaingan yang dulunya merebut kehormatan menjadi
permusuhan yang lebih nyata. Bani Umayah dengan tegas menentang Rosululloh,
sebaliknya Bani Hasim menjadi penyokong dan pelindung Rosululloh, baik yang
sudah masuk Islam atau yang belum. Bani Umayyah adalah orang-orang yang
terakhir masuk agama Islam pada masa Rosululloh dan salah satu musuh yang
paling keras sebelum mereka masuk Islam.
Awal
kedaulatan bagi kedaulatan Bani Umayyah adalah sepeninggal Khalifah Ali ibn Abi
Thalib, yang mana gubenur Syam tampil sebagai pemimpin Islam yang kuat.
Muawiyah ibn Abu Sufyan ibn Harb yang dulunya gubenur Syam, menggantikan posisi
Ali ibn Abi Thalib sebagai pemimpin Islam dengan cara yang bisa dibilang
curang, yang waktu itu berawal dari negosiasi antara pihak Khalifah Ali ibn Abi
Thalib yang diwakili oleh Abu Musa Al-Asy’ari dengan pihak Muawiyyah yang
diwakilkan oleh Amr bin Ash. Dari hasil negosiasi keduanya menghasilkan
kesepakatan untuk menjatuhkan Khalifah Ali ibn Abi Thalib dan Muawiyyah,
kemudian setelah itu dipilihlah seorang khalifah yang baru. Sebagai orang
tertua, Abu Musa Al-Asy’ari yang mengawali dalam mengumumkan hasil negosiasi tersebut.namun
berbeda halnya dengan Abu Musa Al-Asy’ari, Amr bin Ash justru mengumumkan untuk
menjatuhkan Khalifah Ali ibn Abi Thalib tetapi menolak untuk menjatuhkan
Muawiyyah, dengan kata lain Amr bin Ash mendukung pengangkatan Muawiyyah
sebagai pemipin yang menggantikan Khalifah Ali ibn Abi Thalib.
Pada
umumnya sejarawan menganggap Muawiyyah secara negatif, karena dari proses keberhasilannya
memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalam perang saudara di Siffin diperoleh
dengan cara arbitrasi yang curang. Lebih dari itu, Muawiyyah juga dituduh
sebagai pengkhianat prinsip-prinsip demikrasi yang diajarkan Islam, karena
dialah yang mula-mula mengubah pimpinan negara dari seorang yang dipilih oleh
rakyat berganti menjadi pewarisan yang turun temurun seperti halnya dengan
kerajaan.
Dalam
makalah ini akan membahas mengenai sejarah peradaban pada masa Daulah Bani
Umayyah yang terdiri dari pembahasan mengenai sejarah kelahiran daulah bani
Umayyah kemudian puncak kejayaan bani umayyah, prestasi peradaban Islam pada
masa bani Umayyah, sebab-sebab kemunduran bani Umayyah dan pelajaran terpenting
dari mempelajari kajian ini bagi pengembangan peradaban Islam masa kini dan
masa depan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Kelahiran Daulah Bani Umayyah
Kerajaan
Bani Umayyah didirikan oleh Mu’awiyah Bin Abu Sufyan padatahun 41 H/661 M di
Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132H/750M. Muawiyah bin Abu Sufyan
adalah seorang politisi handal dimana pengalaman politiknya sebagai gubernur
Syam pada masa khalifah Utsman bin Affan cukup mengantar dirinya mampu
mengambil alih kekuasaan dari genggaman keluarga Ali bin Abi Thalib. Tepatnya
setelah Husein putra Ali binThalib dapat dikalahkan oleh Umayyah.
Kekhalifahan
Muawiyah ini diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dantipu daya , tidak
dengan pemilihan. Hal ini berbeda dengan proses pemilihan kepala Negara pada
masa sebelumnya, yang diniliai cukup demokrasi. Dia memang tetap menggunakan
istilah khalifah, namun dia memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu
untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “Khalifah Allah” dalam
pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah.Keberhasilan Muawiyah mendirikan
Dinasti Umayyah bukan hanya akibatdari kemenangan terbunuhnya Khalifah Ali,
akan tetapi ia memiliki basis rasional yang solid bagi landasan pembangunan
politiknya dimasa depan.Adapun faktor keberhasilan tersebut adalah :
Dukungan yang kuat dari rakyat Syria dari keluarga Bani Umayyah.Sebagai administrator, Muawiyah mampu berbuat secara bijak dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting.Muawiyah memiliki kemampuan yang lebih sebagai negarawan sejati,bahkan mencapai tingkat hilm sifat tertinggi yang dimiliki oleh parapembesar Mekkah zaman dahulu, yang mana seorang manusia hilm sepertiMuawiyah dapat menguasai diri secara mutlak dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan, meskipun ada tekanan dan intimidasi.
Dukungan yang kuat dari rakyat Syria dari keluarga Bani Umayyah.Sebagai administrator, Muawiyah mampu berbuat secara bijak dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting.Muawiyah memiliki kemampuan yang lebih sebagai negarawan sejati,bahkan mencapai tingkat hilm sifat tertinggi yang dimiliki oleh parapembesar Mekkah zaman dahulu, yang mana seorang manusia hilm sepertiMuawiyah dapat menguasai diri secara mutlak dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan, meskipun ada tekanan dan intimidasi.
Adapun
raja-raja yang berkuasa pada dinasti Umayyah I ini berjumlah 14,
antara lain :
1.Mu’awiyah I bin Abi Sufyan (41-61H/661-680M)
2.Yazid bin Mu’awiyah (61-64H/680-683M)
3.Mu’awiyah II bin Yazid (64-65H/683-684M)
4.Marwan bin Hakam (65-66H/684-685M)
5.Abdul Malik bin Marwan (66-86H/685-705M)
6.Al-Walid bin Abdul Malik (86-97H/705-715M)
7.Sulaiman bin Abdul Malik (97-99H/715-717M)
8.Umar bin Abdul Azis (99-102H/717-720M)
9.Yazid bin Abdul Malik (102-106H/720-724M)
10. Hisyam bin Abdul Malik (106-126H/724-743M)
11. Al-Walid II bin Yazid (126-127H/743-744M)
12. Yazid III bin Walid(127H/744M)
13. Ibrahim bin Malik (127H/744M)
14. Marwan II bin Muhammad (127-133H/744-750M)
antara lain :
1.Mu’awiyah I bin Abi Sufyan (41-61H/661-680M)
2.Yazid bin Mu’awiyah (61-64H/680-683M)
3.Mu’awiyah II bin Yazid (64-65H/683-684M)
4.Marwan bin Hakam (65-66H/684-685M)
5.Abdul Malik bin Marwan (66-86H/685-705M)
6.Al-Walid bin Abdul Malik (86-97H/705-715M)
7.Sulaiman bin Abdul Malik (97-99H/715-717M)
8.Umar bin Abdul Azis (99-102H/717-720M)
9.Yazid bin Abdul Malik (102-106H/720-724M)
10. Hisyam bin Abdul Malik (106-126H/724-743M)
11. Al-Walid II bin Yazid (126-127H/743-744M)
12. Yazid III bin Walid(127H/744M)
13. Ibrahim bin Malik (127H/744M)
14. Marwan II bin Muhammad (127-133H/744-750M)
B. Puncak
Kejayaan Daulah Bani Umayyah
Pada
masa pemerintahan Muawiyyah terkenal sebagai era yang agresif karena perhatian
terpusat kepada perluasan wilayah, dan kemajuan besarpun hadir dengan
berhasilnya perluasan wilayah. Kemajuan Dinasti Umayyah terdapat di masa
Muawiyyah bin abi Sofyan sampai pemerintahannya Hiyam bin Abdul Malik 661 M/ 41
H – 743 sedangkan pemerintahan setelahnya hanya menuju kepada kehancuran
Muawiyywh.
Dimasa Muawiyyah, terdapat peristiwa paling mencolok yakni penyerangan kota konstan tinopel melalui suatu ekspedisi yang dipusatksn di kota pelabuhan Dardanela, setelah terlebih dahulu menduduki pulau-pulau di Laut Tengah seperti Rodhes, Kreta, Cyprus, Sicilia dan sebuah pulau yang bernama Award, tidak jauh dari Ibu Kota Romawi Timur. Dibelahan Timur, Muawiyyah berhasil menaklukan Khurrasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan. Ekspansi ke timur yang dirintis oleh Muawiyyah, lalu disempurnakan oleh Khalifah Abdul Malik. Dibawah komando gubenur Irak Hajjaj ibnu Yusuf, tentara kaum muslimin menyebrangi sungai Ammu Darya dan menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkhand. Dimasa kekuasaan al-Walid I dikenal dengan “masa kemenangan yang luas”. Dimasa ini, pengepungan atas kota konstantinopel dihidupkan kembali guna menklukan ibu kota Romawi,meski belum berhasil tetapi memberi hasil yang cukup memuaskan yakni dengan menggeser tapal batas pertahanan Islam lebih maju kedepan, dengan menguasai basis-basis militer Kerajaan Romawi di Mar’asy dan Amuriyah. Kemudian dilanjutkan dengan keberhasilan di front Afrika. Disamping itu, kejayaan Bani Umayyah juga tercermin dari pembangunan di berbagai bidang seperti bidang politik ataupun sosial kebudayaan. Didalam bidang politik Bani Umayyah menyusun tatanan pemerintahan yang sama sekali baru, yakni memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan yang semakin kompleks.
Dalam jangka 90 tahun, banyak bangsa di empat penjuru mata angin berramai-ramai masuk kedalam kekuasaan Islam, yang meliputi wilayah Spanyol, seluruh wilayah Afrika utara, Jazirah Arab, suriah, Palestina, setengah bagian dari daerah Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India, dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan dan Kirgiztan yang termasuk sovyet Rusia.
Dimasa Muawiyyah, terdapat peristiwa paling mencolok yakni penyerangan kota konstan tinopel melalui suatu ekspedisi yang dipusatksn di kota pelabuhan Dardanela, setelah terlebih dahulu menduduki pulau-pulau di Laut Tengah seperti Rodhes, Kreta, Cyprus, Sicilia dan sebuah pulau yang bernama Award, tidak jauh dari Ibu Kota Romawi Timur. Dibelahan Timur, Muawiyyah berhasil menaklukan Khurrasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan. Ekspansi ke timur yang dirintis oleh Muawiyyah, lalu disempurnakan oleh Khalifah Abdul Malik. Dibawah komando gubenur Irak Hajjaj ibnu Yusuf, tentara kaum muslimin menyebrangi sungai Ammu Darya dan menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkhand. Dimasa kekuasaan al-Walid I dikenal dengan “masa kemenangan yang luas”. Dimasa ini, pengepungan atas kota konstantinopel dihidupkan kembali guna menklukan ibu kota Romawi,meski belum berhasil tetapi memberi hasil yang cukup memuaskan yakni dengan menggeser tapal batas pertahanan Islam lebih maju kedepan, dengan menguasai basis-basis militer Kerajaan Romawi di Mar’asy dan Amuriyah. Kemudian dilanjutkan dengan keberhasilan di front Afrika. Disamping itu, kejayaan Bani Umayyah juga tercermin dari pembangunan di berbagai bidang seperti bidang politik ataupun sosial kebudayaan. Didalam bidang politik Bani Umayyah menyusun tatanan pemerintahan yang sama sekali baru, yakni memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan yang semakin kompleks.
Dalam jangka 90 tahun, banyak bangsa di empat penjuru mata angin berramai-ramai masuk kedalam kekuasaan Islam, yang meliputi wilayah Spanyol, seluruh wilayah Afrika utara, Jazirah Arab, suriah, Palestina, setengah bagian dari daerah Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India, dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan dan Kirgiztan yang termasuk sovyet Rusia.
C.
Prestasi Peradaban Islam pada Masa Daulah Bani Umayyah
Dinasti
Umayyah telah mampu membentuk perdaban yang kontemporer dimasanya, baik dalam
tatanan sosial, politik, ekonomi dan teknologi. Berikut Prestasi bagi peradaban
Islam dimasa kekuasaan Bani Umayah didalam pembangunan berbagai bidang antara
lain:
1. Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.
2. Menertibkan angkatan bersenjata.
3. Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
4. Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .
5. Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 -719 M) yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
6. Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
7. Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya.
8. Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.
10. Hadirnya Ilmu Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, bayan, badi’, Isti’arah dan sebagainya. Kelahiran ilmu tersebut¬¬ karena adanya kepentingan orang-orang Luar Arab (Ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber Islam (Al-qur’an dan Al-sunnah).
11. Pengembangan di ilmu-ilmu agama, karena dirasa penting bagi penduduk luar jazirah Arab yang sangat memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis ataupun secara kronologis tentang Islam. Diantara ilmu-ilmu yang berkembang yakni tafsir, hadis, fiqih, Ushul fiqih, Ilmu Kalam dan Sirah/Tarikh.
1. Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.
2. Menertibkan angkatan bersenjata.
3. Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
4. Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .
5. Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 -719 M) yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
6. Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
7. Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya.
8. Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.
10. Hadirnya Ilmu Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, bayan, badi’, Isti’arah dan sebagainya. Kelahiran ilmu tersebut¬¬ karena adanya kepentingan orang-orang Luar Arab (Ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber Islam (Al-qur’an dan Al-sunnah).
11. Pengembangan di ilmu-ilmu agama, karena dirasa penting bagi penduduk luar jazirah Arab yang sangat memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis ataupun secara kronologis tentang Islam. Diantara ilmu-ilmu yang berkembang yakni tafsir, hadis, fiqih, Ushul fiqih, Ilmu Kalam dan Sirah/Tarikh.
D.
Sebab-sebab Kemunduran Daulah Bani Umayyah
Kemunduran
Bani Umayyah disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
1. Ketidakpuasan sebagian besar orang non Arab yang memeluk Islam, terutama di Irak dan propinsi” timur. Mereka mendapat sebutan “mawali” atau “klien”, karena pada prakteknya mereka harus mengikatkan diri dengan menjadi klien dari kabilah-kabilah Arab. Hal tersebut bukan dari ajaran Islam, status tersebut menggambarkan keangkuhan orang-orang Arab. Mereka orang non-Arab derajatnya dianggap lebih rendah, misalkan ada tunjangan dari negara maka tunjangan mereka harus lebih sedikit dari orang Arab.
1. Ketidakpuasan sebagian besar orang non Arab yang memeluk Islam, terutama di Irak dan propinsi” timur. Mereka mendapat sebutan “mawali” atau “klien”, karena pada prakteknya mereka harus mengikatkan diri dengan menjadi klien dari kabilah-kabilah Arab. Hal tersebut bukan dari ajaran Islam, status tersebut menggambarkan keangkuhan orang-orang Arab. Mereka orang non-Arab derajatnya dianggap lebih rendah, misalkan ada tunjangan dari negara maka tunjangan mereka harus lebih sedikit dari orang Arab.
2. Meningkatnya
perpecahan diantara kabilah-kabilah Arab. Perpecahan terjadi antara kabilah
selatan atau Yunani dengan Kabilah Utara. Kabilah selatan atau Yunani adalah
sebutan bagi Kabilah yang berkaitan dengan Kabilah Kalb dan juga mereka pernah
berdiam di Yunani. Sedangkan kabilah utara adalah sebutan bagi kabilah Qays.
Perpecahan antara kedua kabilah terjadi karena tumbuhnya pengaruh politis
dikedua kabilah tersebut.
3. Kelalaian
kholifah dalam urusan administratif dan tidak adanya perhatian terhadap tugas-tugas
Negara membuat Bani Uamayah sangat tidak disukai. Para pejabatnya banyak yang
koruposi, banyak yang mementingkan diri sediri dan akibatnya pemerintahan
menjadi lamban dan tidak efisien. Persaingan antar suku yang sudah lama, tidak
semakin membaik tetapi malah semakin buruk banyak penentangan dari kaum Syiah
yang tidak melupakan tragedi Karbala. Ketidakacuan serta perlakuan kejam
terhadap keluarga Nabi, kutukan terhadap khutbah-khutbah dan propaganda anti
Bani Ali memeperkuat Bani Umayyah. Kaum Syiah memperoleh simpati rakyat karena
kecintaan mereka yang sepenuh hati terhadap keturunan Nabi.
4. Muawiyah
telah mengesampingkan prinsip Replublikanisme diganti dengan monrchi turun
temurun. Prinsip Islam bahwa Kepala Negara harus dipilih oleh rakyat tidak dijalankan
dengan demikin Bani Umayah kehilangan dukungan penuh dan kerjasama dari rakyat.
v Kekecewaan sejumlah besar orang yang prihatin akan keadaan keagamaan. Golongan ini mengaku ingin mencari keadilan bagi kaum mawali,yang mana konsep mawali tidak terdapat didalam Islam.
v Kekecewaan sejumlah besar orang yang prihatin akan keadaan keagamaan. Golongan ini mengaku ingin mencari keadilan bagi kaum mawali,yang mana konsep mawali tidak terdapat didalam Islam.
E.
Pelajaran Terpenting bagi Pengembangan Peradaban Islam Masa Kini dan Masa Depan
Pelajaran
terpenting dari kajian ini bagi pengembangan peradaban Islam di Masa kini dan
Masa sekarang yakni: bahwa pelajaran terpenting terdapat dari sisi mana kita
akan memahami. Misalkan dari sisi strategi, Dinasti Umayyah sangat hebat
didalam pertahanan militernya,oleh karenanya kekuatan militer sangatlah
diperlukan oleh orang-orang Muslim hal tersebut perlu adanya karena dengan jiwa
yang kuat maka kita akan menjadi muslim yang kuat. Didalam bidang sosial, dapat
kita ambil pelajaran bagi peradaban Islam yakni keberadaan orang muslim dengan
non-muslim itu sama, dalam artian kita saling menghargai dengan tidak
menganggap remeh ataupun melecehkan agama lain. Contohnya kalau didalam makalah
adanya pembedaan kelas masyarakat antara arab dan non-Arab dan contoh didalam
kehidupan kita yakni dengan mengambil hikmah kejadian pelecehann agama Islam
yang dialkukan oleh orang non-islam. Dalam bidang politik,kita bisa mengambil
contoh ketika masa jayanya Umayyah dan keruntuhannya, dimasa jayanya kita bisa
meniru dengan kinerja bagus yang dilakukan Muawiyyah dan di masa kehancurannya
kita bisa mengambil pelajaran dari buruknya korupsi akan mengakibatkan
kehancuran negeri.
BAB III
KESIMPULAN
Daulah
Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyyah yang menang diplomasi di Siffin dan juga
sebagai akibat terbunuhnya Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Namun tidak hanya itu,
ada dasar lain yang menjadikan daulah Bani Umaayyah itu lahir. Yakni dukungan
yang kuat dari rakyat suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri. Mereka
dengan kelompok bangsawan kaya makkah dari keturunan Bani Umayyah berada
sepenuhnya di belakang Muawiyyah untuk mendukungnya. Dengan sumber kekuatan
yang tiada habisnya baik itu kekuatan tenaga manusia ataupun kekayaan, dan juga
negeri suriah yang terkenal makmur yang menyimpan sumber alam yang berlimpah
tentunya sangat membantu Muawiyyah.
Salah
satu kemajuan yang paling menonjol pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah
adalah kemajuan dalam system militer. Selama peperangan melawan kakuatan musuh,
pasukan arab banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur
kemudian mereka memadukannya dengan system dan teknik pertahanan yang selama
itu mereka miliki, dengan perpaduan system pertahanan ini akhirnya kekuatan
pertahanan dan militer Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan
yang sangat baik dengan kemajuan-kemajuan dalam system ini akhirnya para
penguasa dinasti Bani Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke
Eropa.
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah
makalah dengan judul kami buat. Tentunya masih banyak kesalahan karena minimnya
pengetahuan dari pembuat makalah. Kritik angat kami harapkan guna perbaikan
makalah kami sealnjutnya. Akhirnya, kurang dan lebih kami mohon maaf.semoga
bermanfaat dan dapat menambah khasanah keilmuan bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
·
Shaban, 1993, Sejarah Islam. Jakarta: Raja Grafindo
·
Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam.
Jakarta: Raja Grafindo
·
Mufrodi, Ali. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,
Jakarta:Logos
·
Sunanto, Musyrifah. 2007, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan
Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Kencana
·
Watt, Montgomerry. 1990, Kejayaan Islam: Kajian kritis dari
Tokoh Orientalis. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar